Harapan ke Bira
Tuesday, April 30, 2013
Oke. Here's the rule. Learn hard, play hard.
Maka saya mengajak beberapa teman untuk menikmati masa paska UTS di tempat yang restoratif.
Pulau Harapan |
Pilihan pulau yang ingin didatangi waktu itu adalah Kayu Angin, Hantu, atau Kelapa. Namun semuanya tidak tercapai. Hampir batal di h-2 karena kekurangan orang untuk cost sharing, akhirnya jumlah kuota orang tercapai. Maka berangkatlah kami berenam, 2 pria dan 4 wanita.
Kita akan ke Pulau Harapan. Di sini kami hanya akan transit untuk menemui kapal ojek kami. Akhirnya, saya berhasil mendarat juga di Kepulauan Seribu Utara setelah selama ini cuma bermain-main di Kepulauan Seribu Selatan. Pulau ini cukup padat perumahan begitu saya lihat dari dermaganya. Kami menunggu sebentar untuk mengontak orang kapal. None of us ever go to this place before. Jadilah kita, traveler tanpa pemandu. Just go with the wind. Hahaha gaya betul.
Kita bertemu juga dengan sang tukang kapal jam setengah 12 siang hari Sabtu. Setelah makan siang di rumah penduduk, kami berangkat untuk ke spot-spot snorkeling. Saya dan tim dibawa ke spot-spot yang saya lupa namanya *blush*. Tapi overall keren! Sumpah!
Salah satu spot snorkeling |
Begitu saya masuk, saya masih membersihkan peralatan saya dan saya pikir di bawah saya yang berkumpul adalah sesuatu yang aneh. Ternyata semuanya ikan. Yes, ikan. Biasanya saya perlu biskuit untuk menarik mereka mendekat namun kali ini tidak perlu. Mereka semua langsung mendekat. Hal yang menyebalkan adalah ketika sudah agak lama di spot tersebut, datang rombongan ibu-ibu yang rusuh sekali. Menginjak karang dan akhirnya kami memutuskan untuk pergi.
Rombongan ibu-ibu |
Kami kemudian langsung pergi ke spot berikutnya. Setelah itu, kami dibawa ke Pulau Bira. Tadinya kami ingin camping di Kayu Angin, ternyata tempat tersebut sudah dilarang untuk menginap. Kami memasak ikan yang sudah dibeli sebelumnya dan makan malam. Perjalanan ini menjadi menyenangkan karena kami semua datang dari latar berbeda. Anak psikologi, anak FKM, sudah bekerja, aktivis, pengusaha, atlit, dan segala macam yang membuat ada banyak bahan pembicaraan. Ternyata benar bahwa datang dari latar belakang ilmu yang berbeda akan membuat banyak pembicaraan mengalir.
Hal yang menyenangkan di Pulau Bira adalah dermaganya. Pingin punya rumah di sini, begitu pikiran saya begitu melihat sekeliling dermaga. Ikan, bulu babi, bintang laut. Kurang apa?
Ternyata paginya lebih hebat lagi. Kami melihat sekelompok lumba-lumba berenang saat kami sedang memasak di pinggir pantai. Oh God. Tidak perlu ke Kiluan. Anyway, ada beberapa hal lain yang menyenangkan saat perjalanan ini. Saya melihat sebuah kapal yang entah kenapa-saya ingin menikah di sana-wahahaha. This is the boat:
Ada pula sebuah pulau kosong yang cuma terdiri dari sebuah pondok. Kayaknya keren kalau cuma duduk di sana seharian sambil berpikir.
A land lost in time |
Hal lain lagi yang menyenangkan adalah di dermaga Pulau Bira, ada sebuah tangga ke bawah laut. Jika membawa peralatan snorkeling sendiri, bisa langsung turun. Banyak ikan di dermaga tersebut.
Stairs to underworld |
Saya suka sekali ketika di pagi hari, saya duduk di dermaga, ikan-ikan di bawah kaki saya. Saya tebar remah roti, mereka semua datang. Namun mereka tidak serta merta pergi setelah makan.
The fishes |
Pantai memang selalu punya cara untuk menyembuhkan segala kelelahan yang sedang saya alami.
ps. thanks to Gita, Alvy, dan Upi untuk foto-fotonya.
0 comments
Let's give me a feedback!